Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara. Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi. Individu yang berisiko tinggi untuk tertular tuberculosis adalah sebagai berikut: (1) Kontak secara langsung dengan orang yang mempunyai TB aktif; (2) Individu imunosupresi termasuk lansia, pasien dengan kanker, individu yang dalam terapi kortikostiroid, atau individu yang terinfeksi HIV; (3) pengguna obat-obat IV dan alkoholik: (4) Individu tanpa perawatan kesehatan seperti: tunawisma, etnik, dan individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalnya: diabetes, gagal ginjal kronis, penyimpangan gizi, dan lain-lain). Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Gejala sistemik/umum
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
- Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pleura
adalah membra tipis terdiri dari dua lapisan yaitu pleura visceralis dan
parietalis. Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesothelial,
jaringaan ikat, dan dalam keadaan normal, berisikan lapisan cairan yang sangat
tipis. Membran serosa yang membungkus parekim paru disebut pleura viseralis,
sedangkan membran serosa yang melapisi dinding thorak, diafragma, dan
mediastinum disebut pleura parietalis. Rongga pleura terletak antara paru dan
dinding thoraks. Rongga pleura dengan lapisan cairan (5 sampai 15ml) yang tipis ini
berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura.
Efusi
pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak antara
permukaan viseral dan pariental. Pada gangguan tertentu, cairan dapat berkumpul
dalam ruangan pleural pada titik dimana penumpukan ini akan menjadi bukti
klinis, dan hampir selalu merupakan signifikan patologi. Efusi pleura dapat
terdiri dari cairan yang jernih atau dapat mengandung darah atau purulen.
Transudat (filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh)
terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorpsi cairan
pleural terganggu, biasanya oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan
onkotik. Eksudat (ekstravasasi cairan kedalam jaringan) biasanya terjadi akibat
inflamsi oleh bakteri atau tumor yang mengenai permukaan pleural.
Daftar Pustaka
Pringgoutomo, Sudarto,
dkk. (2002). Patologi 1 UMUM. Ed.1.
Jakarta: Sagung Seto
Smeltzer, suzanne C. (1996). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing.8.
Ed. Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
diunggah
pada tanggal 28 September 2011
ndak do yg komen, bia reni yang ngomen...
BalasHapusgitu lho t teh yogi?
*logat yogi